Kota Cimahi – Sejalan dengan masa sanggah setelah pendaftaran SPMB (Sistem Penerimaan Murid Baru) Tahap II tanggal 24 Juni-1 Juli 2025, SMKN 2 Cimahi juga tengah melaksanakan program Gubernur Jawa Barat tentang tidak boleh ada lagi siswa yang putus sekolah dengan alasan apa pun, apalagi jika jarak rumah dengan sekolah terbilang dekat.
Program yang pertama kali digulirkan oleh Dedi Mulyadi tersebut bernama Pencegahan Anak Putus Sekolah (PAPS), Endro Tri Prasetyo, S.Pd., Ketua Pelaksana SPMB, Wakil Kepala Sakolah bidang Kesiswaan, pun menyambut baik hal itu. Dikatannya bahwa pelaksanaan PAPS di SMKN 2 Cimahi dilaksanakan sesuai dengan aturan Disdik Provinsi Jawa Barat.
“Kita menjaring siswa yang tidak diterima di SMKN 2 Cimahi, terutama yang sempat mendaftar namun tidak masuk ranking data calon siswa baru. Utamanya kita jaring yang sempat mendaftar di Tahap I melalui Jalur KETM dan Domisili sejumlah 64 orang (kuota tambahan). Yang terbanyak ada di jurusan Elektronika,” kata Endro di Jalan Kamarung No 69, Kamis (3/7/2025).
“Untuk kuota 64 tersebut dibagi ke dalam beberapa rombel, terdiri dari 4 rombel Elektronika, 3 rombel DKV, 4 rombel Kimia Industri, 2 rombel Animasi, 2 rombel RPL, dan 2 rombel Teknik Mesin. Selain dari KETM dan Domisili, untuk wilayah setempatnya ada dari Panti Asuhan Nurul Azmi. Ada 2 orang dari sana yang sudah bergabung di PAPS ini,” kata Endro menambahkan.
Secara teknis, data para calon siswa baru tersebut dikumpulkan. Lalu Endro melakukan pemanggilan terhadap para orangtua. Setelah itu, diadakan sebuah wawancara, apakah sudah pernah mendaftar di sekolah lain atau belum serta kesediaan diri para calon siswa baru dalam mengikuti tata tertib aturan sekolah yang berlaku.
Tata tertibnya sesuai dengan jurusan yang mereka minati. Jikalau tahap wawancara memenuhi syarat, maka mereka diterima di SMKN 2 Cimahi melalui program PAPS tersebut.
Terkait tata tertib, menjadi tantangan tersendiri bagi Endro dalam menghadapi para pendaftar. Beberapa orangtua ada yang memilih mundur dikarenakan tidak sanggup dalam mengikuti tata tertib yang berlaku. Bisa dibilang menjadi problematika di masyarakat sekitar.
Contohnya seperti rambut siswa laki-laki harus rapi dengan potongan pendek, tidak gondrong. Serta tidak boleh ada tato pada bagian tubuh manapun dari para siswa. Pihak sekolah tidak menerima siswa yang bertato dan bertindik, ini berkaitan dengan moral.
Sehubungan dengan itu, Endro sangat menekankan kepada para orangtua agar menjaga anak-anaknya tentang bagaimana cara bergaul di lingkungannya. Karena ketika anak sudah masuk ke lingkungan sekolah, segala sesuatunya menjadi tanggung jawab sekolah.
“Kendalanya adalah ada beberapa pendaftar yang karena ketakutan tidak dapat sekolah, mendaftar terlebih dahulu ke sekolah swasta. Tetapi kebanyakan orangtua sebetulnya tinggi harapannya agar anaknya bersekolah di negeri. Sehingga ketika mereka mencoba daftar kembali ke negeri, namun dengan sudah dikuncinya mereka di swasta melalui sistem, tidak bisa mengikuti kegiatan di sekolah negeri,” ujar Endro.
Berkenaan dengan pelaksanaan SPMB di SMKN 2 Kota Cimahi, kata Endro pelaksanaannya berjalan lancar dan aman terkendali sesuai dengan arahan Disdik Provinsi Jawa Barat. Ini semua berkat dukungan dan kerja sama dari semua pihak untuk mau mengikuti aturan yang sudah ditentukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Kemudian, kuota SPMB Tahap II menampung sebanyak 617 orang, yang terbagi ke dalam Jalur Prestasi Nilai Rapor sebanyak 563 orang, Kejuaraan Non-Akademik sebanyak 49 orang, dan Kepemimpinan sebanyak 5 orang.
Serta untuk kuota Tahap II berdasarkan jurusan, yakni dari jurusan Animasi sebanyak 18 siswa baru, Desain Komunikasi Visual sebanyak 27 siswa baru, Pengembangan Perangkat Lunak sebanyak 18 siswa baru, Teknik Elektronika sebanyak 35 siswa baru, Teknik Kimia Industri sebanyak 27 siswa baru, dan Teknik Mesin sebanyak 18 siswa baru. Dengan total menampung sebanyak 143 siswa baru. Total pendaftar di Tahap II sebanyak 563 orang.
“Untuk Tahap I pendaftarnya ada sebanyak 898 orang. Yang Layak Diseleksi sebanyak 885 orang dan yang urung daftar sebanyak 11 orang. Terdiri dari jalur KETM, Persiapan Kelas Industri, Domisili Terdekat, Anak Guru, Mutasi dan MBK. Jadi Tahap I memang lebih banyak pendaftarnya. Tidak ada slot kosong. Semua yang kosong dilimpahkan ke Jalur KETM. Seperti contohnya dari MBK hanya 1 orang dan Mutasi hanya 2 orang, langsung dialihkan ke KETM sesuai prosedur,” ungkap Endro.
Animo masyarakat untuk daftar ke SMKN 2 Cimahi sangat tinggi. Jumlah siswa barunya selalu meningkat hampir setiap tahun. 898 orang pendaftar di Tahap I adalah jumlah yang lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Terlebih, jumlah lulusan yang terserap ke dunia industri juga semakin banyak setiap tahunnya.
Adapun jurusan paling banyak peminatnya adalah jurusan Elektronika, kata Endro, sebanyak empat rombel. Daya serap dari masyarakat atau ke dunia industri sangat luar biasa pada jurusan ini. Sehingga masyarakat berbondong-bondong untuk mendaftar di jurusan Elektronika.
Endro berharap agar masyarakat yang belum diterima di SMKN 2 Cimahi agar anaknya tetap dapat bersekolah di sekolah lain baik negeri maupun swasta. Karena SMK sudah distandarisasi oleh Dinas. Sehingga di mana pun anaknya bersekolah, akan mendapatkan kualitas pendidikan yang sama bagusnya. Dan yang terpenting saat ini adalah sekolah gratis tanpa ada pungutan biaya kepada pada orangtua.
Keunggulan SMKN 2 Cimahi
SMKN 2 Cimahi menerapkan disiplin yang ketat. Kemudian pihak sekolah juga mengembangkan bidang kewirausahaan. Dan lulusan SMKN 2 Cimahi diterima baik oleh masyarakat.
Salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas fisik dan mental para siswa. Mereka disiapkan dengan baik untuk diserap ke dunia industri.
“Untuk peningkatan karakter siswa, kita kerja sama dengan TNI/Polri dalam hal mengembangkan dan membina fisik dan mental siswa di kelas XI. Untuk di kelas X akan ada kegiatan MPOK dan Pembinaan Karakter Kebangsaan,” kata Endro menjelaskan.
Sehingga dengan tiga program tersebut, diharapkan siswa SMKN 2 Cimahi lebih unggul dibandingkan siswa-siswa lainnya.