GARUT, mata-peristiwa.id – Pemerintah Kabupaten Garut resmi memulai proyek rehabilitasi infrastruktur di Pasar Guntur atau yang juga dikenal sebagai Pasar Ciawitali, Kecamatan Tarogong Kidul, Jumat (1/8/2025). Kegiatan ini ditandai dengan prosesi peletakan batu pertama (ground breaking) oleh Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin.
Dalam sambutannya, Bupati menyatakan bahwa proyek ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memperbaiki kondisi pasar tradisional agar lebih tertata, nyaman, dan layak dikunjungi masyarakat.
“Kita harus berani berbenah. Pasar Guntur ini sudah terlalu lama dibiarkan dalam kondisi yang tidak representatif. Drainase buruk, jalan rusak, dan pedagang kaki lima yang tidak tertata menyulitkan pengunjung. Ini saatnya kita ubah,” kata Syakur.
Bupati menilai kondisi pasar saat ini sudah melebihi kapasitas ideal. Dengan luas sekitar 3,3 hektare, pasar ini dihuni oleh lebih dari 3.000 pedagang. Menurutnya, penambahan lahan atau relokasi pasar menjadi kebutuhan yang perlu dirancang secara matang dalam jangka panjang.
“Pasar ini dibangun sejak 1985, dan sekarang jumlah pedagang sudah tiga ribuan. Artinya, ini sudah over capacity. Kita harus pikirkan opsi relokasi atau memperluas area pasar ke depan,” tambahnya.
Tak hanya fokus pada Pasar Guntur, Pemkab Garut juga telah mengajukan proposal revitalisasi Pasar Cikajang ke pemerintah pusat untuk tahun 2026. Secara paralel, revitalisasi pasar desa direncanakan dilakukan bertahap guna mendorong pemerataan ekonomi rakyat.
Di sisi lain, Syakur juga menyinggung soal ketimpangan antara pasar modern dan pasar tradisional. Ia menyebut perlunya evaluasi menyeluruh terhadap regulasi pasar modern agar tidak mematikan usaha kecil di pasar rakyat.
“Kita dorong investasi, tapi jangan sampai pasar modern menjadi ancaman buat pasar tradisional. Harus ada persaingan yang sehat,” tegasnya.
Kepala Disperindag ESDM Garut, Ridwan Effendi, menyampaikan detail teknis proyek yang dilaksanakan. Ia menjelaskan bahwa rehabilitasi drainase akan mencakup sepanjang 2.400 meter dengan nilai proyek Rp779 juta dan waktu pengerjaan 120 hari kalender. Sedangkan untuk perbaikan jalan pasar sepanjang 384 meter akan dikerjakan selama 90 hari dengan anggaran Rp674 juta.
“Pasar Guntur memiliki 1.909 kios, 1.116 los, dan 1.022 PKL. Total pedagang aktif yang tercatat mencapai 3.010 orang. Pasar ini bukan sekadar tempat jual beli, tapi juga menjadi ruang hidup ribuan warga,” ujarnya.
Untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan proyek, Disperindag ESDM menggandeng Kejaksaan Negeri Garut dan Inspektorat Daerah dalam pengawasan.
“Kami ingin memastikan bahwa semua pekerjaan berjalan sesuai prosedur dan diawasi secara profesional. Ini bagian dari upaya mewujudkan pasar yang lebih baik dan mendukung visi Garut Hebat,” pungkas Ridwan.