Garut – Sejumlah warga di wilayah Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut menyoroti berbagai permasalahan yang terjadi di tingkat desa. Mulai dari penggunaan anggaran desa yang dinilai kurang transparan, hingga lemahnya kedisiplinan aparatur desa.
Kondisi tersebut, menurut warga, tak lepas dari minimnya fungsi pengawasan dari pihak kecamatan terhadap desa-desa di wilayah tersebut. Mereka menilai, selama ini koordinasi antara pemerintah desa dan pihak kecamatan masih lemah, sehingga banyak persoalan di tingkat bawah yang tidak segera ditangani.
“Harusnya pihak kecamatan lebih aktif melakukan pembinaan dan pengawasan, supaya desa tidak berjalan sendiri-sendiri,” ujar H salah satu tokoh masyarakat setempat, Rabu (15/10/2025).
Lanjut H, kecamatan harus benar-benar melakukan monitoring dan evaluasi ke desa-desa. Selain itu pembinaan yang berkesinambungan juga harus dilakukan.
“Kita liat saja fakta dilapangan, beberapa desa masih ada yang abai terhadap keterbukaan informasi publik, seperti papan informasi proyek, blagho apbdes, transparansi pengelolaan Bumdes dan praktik nepotisme masih kerap terjadi,” katanya.
Warga pun berharap, dengan hadirnya camat baru di Singajaya, akan ada perubahan nyata dalam sistem pembinaan dan pengawasan desa. Mereka ingin camat baru bisa turun langsung ke lapangan untuk mendengar aspirasi warga serta memastikan roda pemerintahan desa berjalan sesuai aturan.
“Semoga camat yang baru bisa membawa perubahan, terutama dalam pengawasan dan pelayanan publik di tingkat desa,” tambahnya.
Pewarta :Â irwi