Ketika Fakta Ilmiah Kalah oleh Persepsi Publik
Sebuah pernyataan dari seorang pimpinan daerah di Jawa Barat Dedi Mulyadi menyalakan polemik:
“Kalau airnya disedot dari sumur, masih bisa disebut air pegunungan?”
Pertanyaan itu sederhana, tapi mengguncang kepercayaan publik pada industri air kemasan.
Masalahnya bukan pada air, melainkan pada bahasa dan pada siapa yang seharusnya menjelaskan kebenarannya.
Regulasi yang Tak Pernah Turun ke Publik
Dalam Permenkes 492/2010 dan SNI 3553:2015, istilah “mata air pegunungan” berarti air dari akuifer alami di kawasan pegunungan, bukan air yang tampak keluar dari lereng gunung.
Air seperti ini bisa diambil melalui sumur dalam, asalkan sumbernya terlindungi secara geologis dan tidak diolah secara kimia.
Masalah muncul karena instansi teknis provinsi seperti Dinas ESDM, DLH, dan Dinkes Jawa Barat tak pernah menjelaskan hal ini secara terbuka.
Akibatnya, pejabat publik berbicara dengan logika moral, sementara perusahaan menjawab dengan bahasa teknis.
Publik pun terjebak di tengah: percaya pada visual, curiga pada data.
Antara Imajinasi dan Fakta
Bagi masyarakat, air pegunungan berarti air yang mengalir dari batu, dingin dan jernih.
Namun bagi ahli hidrogeologi, yang disebut air pegunungan justru air tanah alami yang terbentuk dari sistem tangkapan air di daerah tinggi.
Ia bisa muncul di permukaan atau diakses lewat sumur dalam tetap alami, hanya jalurnya berbeda.
Tanpa penerjemahan dari pemerintah daerah, dua bahasa ini saling bertabrakan.
Yang satu bicara tentang moralitas alam, yang lain tentang isotop dan batuan vulkanik.
Yang kalah adalah kejelasan publik.
Kesimpulan: Negara yang Tak Menjelaskan
Kisruh istilah “mata air pegunungan” memperlihatkan celah serius: negara absen menjembatani sains dan persepsi.
Instansi teknis tak hadir memberi klarifikasi, sehingga diskursus publik dibentuk oleh tafsir visual, bukan oleh fakta ilmiah.
Di balik sebotol air yang tampak bening, sebenarnya mengalir persoalan lama:
bahwa di negeri ini, data bisa jernih tapi penjelasannya selalu keruh.
Tim Investigasi


