Perjuangan Fatimah Pertahankan Tradisi Kerupuk Tèttè di Tengah Kendala Cuaca

Pamekasan, Mataperistiwa.id// Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, dikenal menyimpan berbagai kuliner lokal khas yang menggugah selera. Salah satunya adalah kerupuk singkong atau biasa disebut “krèpèk tèttè” yang menjadi camilan khas dari Dusun Tengah, Desa Panaan.

Salah satu pengrajin yang tetap melestarikan tradisi ini adalah Fatimah (37), ibu tiga anak yang telah menekuni pembuatan kerupuk tèttè selama lebih dari 10 tahun. Setiap pagi, sejak pukul 04.00 WIB, Fatimah sudah memulai aktivitas di dapur untuk mengolah singkong menjadi kerupuk renyah nan gurih.

Proses pembuatannya dilakukan secara manual. Singkong yang telah dikukus diiris tipis, lalu ditumpuk menggunakan batu dengan lapisan plastik beroleskan minyak agar tidak lengket. Fatimah dibantu oleh bapak mertuanya dalam menyelesaikan proses ini, yang biasanya rampung sekitar pukul 14.00 WIB. Dalam sehari, mereka mampu memproduksi hingga 400 buah kerupuk.

Bacaan Lainnya

Kerupuk buatan Fatimah dipasarkan ke pasar-pasar terdekat, dan tak jarang pembeli datang langsung ke rumahnya. Namun, musim penghujan kerap menjadi kendala. “Saat musim hujan, kualitas kerupuk menurun karena sulit dijemur hingga kering kurang sempurna,” ungkapnya. Selain itu, ketersediaan singkong juga semakin menurun karena banyak petani lebih memilih menanam padi.

Fatimah berharap usahanya terus berkembang dan mampu berinovasi agar tidak bergantung pada cuaca. “Semoga ke depannya, saya bisa memproduksi kerupuk ini dengan teknologi yang lebih baik dan menjangkau pasar yang lebih luas,” pungkasnya.

Dengan keuletan dan semangat yang dimiliki Fatimah, “krèpèk tèttè” tak hanya menjadi camilan khas, tetapi juga simbol perjuangan dalam melestarikan tradisi lokal Pamekasan. (Erni)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *