Bandung – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengajak seluruh aparatur sipil negara (ASN) untuk menjadikan nilai-nilai keimanan dan keteladanan Rasulullah SAW sebagai fondasi dalam menjalankan tugas dan kepemimpinan.
Ia menyebut, inti dari syahadat adalah keyakinan yang teguh meski hal itu sering kali bersifat abstrak.
Hal ini ia ungkapkan usai salat Subuh berjemaah dalam kegiatan Transformasi Birokrasi untuk Mewujudkan Bandung Utama dalam Bingkai Jabar Istimewa dan Asta Cita yang diikuti para Kepala OPD, Camat, dan Lurah se-Kota Bandung di Pusdikter Pusterad, Kabupaten Bandung Barat, Rabu 5 November 2025.
“Syahadat itu menjadi patokan kita bahwa kita percaya kepada sesuatu yang mungkin dalam pandangan mata terasa abstrak, tapi keyakinan itulah yang membimbing langkah kita,” ujar Farhan.
Farhan mengatakan, dalam menjalankan amanah jabatan dan tanggung jawab publik, seorang pemimpin tidak boleh digerakkan oleh kepentingan duniawi, seperti harta dan kekuasaan.
Ia menyontohkan, dalam sejarah, banyak orang kehilangan kehormatannya karena rasa ingin memiliki yang berlebihan.
“Kepemilikanlah yang membuat kita rusak. Kita merasa dengan memiliki mobil, tanah, atau jabatan, kita jadi hebat. Padahal justru rasa ingin memiliki itu yang sering menjerumuskan,” tutur Farhan.
Ia juga menyinggung kisah Abu Lahab dalam Al-Qur’an sebagai simbol manusia yang dikutuk bukan karena kekurangannya, melainkan karena kesombongan dan rasa kepemilikan duniawi yang berlebihan.
“Nabi Muhammad bukanlah sosok flamboyan atau karismatik seperti pemimpin dunia. Beliau buta huruf, sederhana, tapi justru karena kejujuran dan kepercayaannya kepada Allah, beliau menjadi pemimpin besar,” jelasnya.
Farhan menuturkan, pemimpin sejati tidak diukur dari gelar atau atribut duniawi, tetapi dari kesanggupan untuk meneladani Rasulullah dalam kejujuran, kerendahan hati, dan kesetiaan pada amanah.
“Saya ada di sini bukan karena hebat, tapi karena panggung yang dibuat bersama. Sama seperti pemimpin lainnya, tugas seorang pemimpin bukan hanya memimpin, tapi juga mengingatkan,” kata Farhan.
Dalam bagian akhir ceramahnya, Farhan mengutip doa dalam tiga ayat terakhir Surah Al-Baqarah, mengajak para ASN untuk menyerahkan segala urusan kepada Allah dan selalu berpegang pada prinsip “Samina wa atho’na” — kami mendengar dan kami taat.
“Doa itu mengajarkan kita kepasrahan dan kerendahan hati. Karena belum tentu yang kita lakukan selalu benar, maka setiap langkah harus diakhiri dengan permohonan ampun,” ungkapnya.
Farhan berpesan bahwa keberhasilan birokrasi tidak hanya ditentukan oleh sistem dan kebijakan, tetapi juga oleh keikhlasan dan kesadaran moral setiap aparatur.
“Dalam bekerja, yang menjadi patokan bukan hanya visi dan misi, tapi juga moral beacon petunjuk moral yang bersumber dari keteladanan Rasulullah dan ketentuan Allah SWT. Itulah makna sejati dari syahadat yang selalu kita ucapkan,” pungkasnya.
Sumber : Kepala Diskominfo Kota Bandung


