Bandung – Mataperistiwa – Daop 2 Bandung terus meningkatkan kewaspadaan menghadapi curah hujan yang mulai meningkat. Berbagai langkah antisipatif dilakukan untuk meminimalisasi gangguan terhadap perjalanan kereta api seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
“Kami selalu berkomitmen untuk terus bersiaga dan melakukan perbaikan jalur agar perjalanan kereta api di Wilayah Daop 2 Bandung senantiasa lancar dan selamat,” ujar Executive Vice President Daerah Operasi 2 Bandung Takdir Santoso.
Salah satu upaya antisipasi yang dilakukan dalam penanganan erosi adalah dilakukan perkuatan lereng melalui metode bio-engineering/vegetatif dengan memanfaatkan tanaman akar wangi atau vetiver. Tanaman ini memiliki akar serabut yang tumbuh lurus (bukan menyamping seperti tumbuhan rumput pada umumnya), akar yang dalam berfungsi untuk stabilitas permukaan tanah sedangkan akar dengan susunan yang tebal dan rapat berfungsi untuk menyebarkan air, menahan sedimen dan sangat tahan terhadap berbagai macam bahan kimiawi untuk rehabilitasi lahan.
Takdir mengatakan, Daop 2 sudah melakukan metode bio-engineering ini di lereng bukit pada kanan kiri jalur rel maupun lereng pada jembatan jalur rel KA di Lokasi :
– Lereng Bukit Jalur Rel KM 236+1/2 petak jalan Cipeundeuy – Cirahayu
– Lereng Bukit jalur Rel KM 239+4/5 petak jalan Cipeundeuy – Cirahayu
– Lereng Bukit Jalur Rel KM 243+6/7 petak jalan Cirahayu – Ciawi
– Lereng Jembatan No. 471 KM 135+485 petak jalan Cikadongdong – Rendeh
– Lereng Jembatan No. 526 KM 149+677 petak jalan Sasaksaat – Cilame
– Lereng Jembatan No. 529 KM 150+213 petak jalan Sasaksaat – Cilame
– Lereng Jembatan No. 530 KM 150+576 petak jalan Sasaksaat – Cilame
– Lereng Jembatan No. 533 KM 151+257 petak jalan Sasaksaat – Cilame
– Lereng Jembatan No. 534 KM 151+578 petak jalan Sasaksaat – Cilame
– Lereng Jembatan No. 537 KM 152+035 petak jalan Cilame – Padalarang
Hingga saat ini sudah tertanam sebanyak 9.236 buah rumput akar wangi di daerah tersebut. Takdir melanjutkan, masih terus kami kembangkan di berbagai wilayah lain yang rawan erosi juga ditanam tanaman serupa.
Untuk penanganan banjir, Daop 2 Bandung melakukan normalisasi saluran drainasi dari sumbatan sampah serta membuang lumpur keluar ruang milik jalan (Rumija) jalur kereta api. Selain itu, Daop 2 juga melakukan sterilisasi jalur dari pepohonan dengan melakukan pemotongan dahan pohon yang mengarah ke jalur untuk menghindari terjadinya pohon tumbang di jalur rel yang dapat mengganggu perjalanan kereta api.
Sementara itu, Alat Material Untuk Siaga (AMUS) juga disiapkan di 14 titik yaitu di Stasiun Bandung, Kiaracondong, Cicalengka, Cibatu, Ciawi, Tasikmalaya, Banjar, Cimahi, Padalarang, Cianjur, Cibeber, Rendeh, Purwakarta dan Cibungur. AMUS yang disiapkan tersebut berupa pasir dalam kantong karung, bantalan rel, perancah dari besi untuk penahan pondasi jalur, dan lainnya. Sejumlah peralatan ringan hingga alat berat seperti Multi Tie Tamper (MTT) juga disiagakan untuk merawat kondisi jalur rel agar tetap laik dilintasi kereta api.
Upaya antisipasi lainnya yaitu dengan menyiagakan petugas khusus di titik-titik rawan. Petugas tersebut secara bergantian bersiaga selama 24 jam untuk terus memantau daerah rawan gangguan. Para petugas juga dapat langsung melakukan tindakan jika terjadi masalah pada jalur rawan tersebut. Daop 2 Bandung menyiapkan Petugas Penilik Jalan (PPJ) dan petugas posko daerah pantauan khusus. Petugas dan perlengkapan tersebut disiagakan untuk mengamankan perjalanan KA di sepanjang lintas KA untuk memantau apabila terjadi kondisi yang dapat menghambat perjalanan KA.
“Transportasi dengan kereta api mengedepankan keselamatan dan pelayanan, sehingga upaya-upaya KAI untuk memitigasi gangguan di musim hujan ini merupakan salah satu layanan kami kepada masyarakat pengguna kereta api untuk mendukung konektivitas sehari-hari,” tutup Takdir.
***