Garut,mataperistiwa.id– Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Yudi Sastro, memimpin secara langsung Rapat Koordinasi (Rakor) terkait pencapaian Luas Tambah Tanam (LTT) padi dan jagung di Aula Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut, Kamis (31/7/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari rutinitas Dirjen Tanaman Pangan untuk memantau langsung perkembangan realisasi tanam di daerah, khususnya pada masa tanam kedua yang penuh tantangan karena kondisi musim kemarau.
“Alhamdulillah hari ini sudah hampir 9 ribu hektar, dan ini pencapaian yang luar biasa yang pihak kami pastikan,” ujar Yudi Sastro dalam keterangannya kepada media. Ia menyampaikan apresiasi atas capaian Kabupaten Garut yang hampir memenuhi target luas tambah tanam seluas 10 ribu hektar.
Meski demikian, Yudi tidak menampik bahwa tantangan besar masih ada, terutama dari sisi ketersediaan air akibat musim kemarau yang mulai meluas di berbagai daerah. Di samping itu, kondisi saluran irigasi yang perlu pembenahan juga menjadi perhatian.
“Kami akan segera komunikasikan dengan pihak-pihak terkait. Sudah kami identifikasi mana saluran irigasi yang harus dinormalisasi dan mana yang perlu direhabilitasi agar tidak menjadi kendala di lapangan,” jelas Yudi.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa peningkatan LTT merupakan strategi krusial untuk menjaga ketahanan pangan nasional, terlebih di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin nyata. Data menunjukkan, hingga akhir Juli 2025, Kabupaten Garut telah mencapai hampir 90% dari target tanam yang telah ditetapkan.
“Garut ini indikator capaiannya sudah berwarna hijau, artinya sangat baik. Kami harap prestasi ini bisa dipertahankan dan menjadi contoh bagi daerah lain,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman, melaporkan bahwa Garut menunjukkan tren positif dalam peningkatan produksi pangan, khususnya gabah kering panen (GKP).
“Produksi gabah di beberapa wilayah kita meningkat hingga 14%. Ini tidak lepas dari berbagai dukungan seperti perbaikan irigasi perpompaan, perpipaan, hingga irigasi konvensional,” ungkap Haeruman.
Ia menambahkan, dengan adanya dukungan harga gabah dari pemerintah, para petani merasa lebih termotivasi untuk meningkatkan produktivitas. Menurutnya, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah sangat penting dalam memastikan pencapaian target LTT dan menjaga stabilitas produksi pangan nasional.
“Kami berharap melalui rakor ini akan ada langkah konkret dan strategi yang lebih efektif dalam meningkatkan luas tambah tanam di Garut,” pungkasnya.
Rakor ini dihadiri oleh berbagai unsur pemangku kepentingan sektor pertanian, mulai dari penyuluh, perwakilan kelompok tani, hingga pejabat struktural dari Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian setempat.
Dengan capaian yang positif dan kolaborasi yang solid, Garut menunjukkan komitmennya sebagai salah satu lumbung pangan nasional yang terus berupaya menjaga produktivitas meski dalam kondisi cuaca yang menantang.