Pamekasan, Mataperistiwa.id// Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pamekasan , Kanwil Ditjen Pemasyarakatan Jawa Timur menerima kunjungan dari dua Duta Pelajar Anti Narkoba Jawa Timur, Azza Rana Bilques dan Alfitra Ainiarrifa, pada hari Jumat (20/6/2025).
Kunjungan ini merupakan bagian dari program kerja rutin para duta pelajar dalam rangka penguatan edukasi dan penyebaran informasi seputar penanggulangan narkoba, khususnya di lingkungan instansi yang berkaitan langsung dengan rehabilitasi penyalahguna narkotika.
Kedatangan kedua duta pelajar tersebut disambut hangat oleh Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik (Kasi Binadik), Panticius, serta Kepala Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan (Kasubsi Bimkeswat), Hairul Rasyid.
Dalam sambutannya, Panticius menyampaikan apresiasi atas inisiatif yang dilakukan para duta pelajar:
“Kami menyambut baik kedatangan adik-adik Duta Pelajar ini. Kunjungan seperti ini penting untuk membangun kesadaran bersama bahwa rehabilitasi adalah jalan pemulihan, bukan sekadar hukuman. Semoga apa yang dilihat dan didengar hari ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda,” Ucapnya.
Dalam kunjungan tersebut, Azza dan Alfitra melaksanakan kegiatan wawancara mendalam yang berfokus pada program rehabilitasi di Lapas Narkotika Pamekasan. Hadir sebagai narasumber dari unsur petugas adalah Pak Tiyo, perawat yang telah lama terlibat dalam pelaksanaan rehabilitasi di dalam lapas.
Selain itu, pria yang akrab dengan sapaan Tiyo memaparkan secara menyeluruh mengenai program rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial, pembinaan kepribadian, dan pascarehabilitasi, yang semuanya bertujuan membekali warga binaan agar siap kembali ke masyarakat.
“Rehabilitasi di sini bersifat holistik. Kami tidak hanya fokus menyembuhkan secara medis, tapi juga memperkuat mental dan spiritual mereka,” jelasnya.
“Mereka kita ajarkan untuk mengenali diri, mengendalikan emosi, dan menjalani hidup sehat. Tujuannya satu: agar mereka tidak kembali ke jalan yang sama setelah bebas,” tambahnya.
Selain itu, para duta juga berkesempatan melakukan wawancara langsung dengan Petrik, seorang warga binaan pascarehabilitasi asal Bima, yang berbagi kisah perjuangannya melawan kecanduan narkoba.
“Dulu saya nggak bisa lepas dari narkoba. Saya merasa hidup saya hancur. Tapi di sini saya ikut rehab, mulai belajar mengenal diri sendiri, mulai bangkit,” ungkap Petrik dengan nada haru.“Saya merasa didengar, dibantu, dan diberi kesempatan untuk berubah. Itu yang membuat saya kuat sampai sekarang,” Imbuhnya.
Setelah sesi wawancara, Sulistio mengajak kedua duta pelajar melihat langsung beberapa lokasi pembinaan, salah satunya Dapur Sehat, tempat warga binaan dilatih keterampilan memasak sebagai bagian dari program pembinaan dan persiapan reintegrasi sosial.
Kunjungan ini menjadi momen penting dalam mempererat sinergi antara lembaga pemasyarakatan dan generasi muda dalam mencegah penyalahgunaan narkoba. Selain menjadi ruang berbagi informasi, kegiatan ini juga memperkuat citra Lapas sebagai tempat pembinaan, penyembuhan, dan harapan baru, bukan sekadar tempat menjalani hukuman.
“Kami pulang dengan banyak pelajaran. Ternyata, harapan bisa tumbuh bahkan di balik tembok penjara,” ujarnya.