BANDUNG – Status Ardie Richardiansyah guru SMAN 1 Bandung yang dinyatakan hilang diduga karena kasus utang-piutang dengan guru dan koperasi, sudah dilaporkan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar.
Hal itu diungkapkan Kardiana, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 1 Bandung, Kardiana, Rabu (30/7/2025).
“Ini sudah sampai ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui melalui Kantor Cabang Dinas (KCD) 7,” ujar Kardiana.
Dikatakan Kardiana, Ardie merupakan guru PPPK. Sesuai aturan, guru PPPK akan diputus kontraknya jika 10 hari berturut-turut tidak masuk.
“Ini kan belum 10 hari, kalau sudah 10 hari tidak masuk, PPPK itu langsung putus kontrak, kalau tidak salah ya,” katanya.
Pihak sekolah pun, kata dia, sudah berkunjung ke rumah orang tua Ardie dan menanyakan perkembangan Ardie.
“Kami melalui kepala sekolah sudah ke rumah orang tua beliau. Ya, jadi ya ingin mengetahui sejauh mana sih dan saya tanya ketika itu sudah ada beritanya dan belum ada,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, guru mata pelajaran ekonomi di SMAN 1 Bandung, Ardie Richardiansyah, yang dilaporkan hilang beberapa waktu lalu diduga kabur karena kasus piutang.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 1 Bandung, Kardiana mengatakan sebelum dikabarkan hilang, Ardie memilki utang kepada delapan guru dan koperasi sekolah senilai Rp 373 juta.
“Sepengetahuan saya, selama ini tidak ada masalah di sekolah. Tapi informasi yang saya dapat, ini masalah pribadi, berkaitan dengan bisnis. Dia mungkin ada urusan dengan beberapa guru yang meminjamkan uang total Rp 373 juta,” ujar Kardiana, Rabu (30/7/2025).
Kardiana mengaku tidak paham terkait perjanjian peminjaman uang antara delapan guru dengan Ardie dan koperasi sekolah.
Hanya saja, kata dia, delapan guru yang menjadi korban tidak memiliki perjanjian tertulis saat menyerahkan uang kepada Ardie.
“Nah, itu yang jadi masalah karena tidak ada hitam di atas putih, hanya kepercayaan bahwa kalau dia ngasih uang sekian, nanti dikembalikan lagi sekian. Itu yang saya tahu. Ya, saya berasumsi mungkin dia menghindari, karena ini sebagian rekan-rekan juga dijanjikan tanggal 25 dikembalikan,” katanya.
Pihak sekolah pun mendorong agar masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan. Sebab, kata dia, polisi sudah datang ke sekolah untuk meminta keterangan beberapa guru.
“Tadi pagi Polisi sudah datang untuk menggali kronologi awal. Mereka ingin mengetahui kenapa masalah ini bisa terjadi, beberapa guru yang menjadi korban sudah memberikan keterangan soal kronologi dan bagaimana awal mula uang itu dipinjamkan,” ucapnya.