Bandung – Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) sebagai momentum ini menjadi pengingat bahwa sebuah kota harus memastikan setiap warganya memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang, berpartisipasi, dan menikmati ruang hidup tanpa hambatan.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, pada Peringatan Hari Disabilitas Internasional tingkat Kota Bandung yang digelar di Laswi Heritage, Rabu 10 Desember 2025.
“Kota yang maju bukan hanya kota yang membangun infrastrukturnya, tetapi yang mampu memastikan seluruh warganya merasakan manfaat pembangunan secara adil,” ujar Farhan.
Ia mengatakan, penyandang disabilitas bukan sekadar kelompok yang harus dibantu, melainkan bagian penting dari pembangunan Kota Bandung.
“Sahabat-sahabat disabilitas adalah mitra pembangunan. Mereka punya kapasitas, kreativitas, dan kontribusi besar untuk memajukan kota ini,” lanjutnya.
Farhan menyampaikan, Pemerintah Kota Bandung terus membuka akses dan menghadirkan kebijakan yang inklusif bagi seluruh warga.
Upaya tersebut mencakup peningkatan aksesibilitas fasilitas publik, pemenuhan hak layanan dasar, penguatan pendidikan dan ketenagakerjaan inklusif, serta penguatan kelembagaan penyandang disabilitas.
Melalui peringatan HDI 2025, Farhan menegaskan kembali komitmen jangka panjang pemerintah.
“Inklusi bukan hanya slogan tahunan. Ini agenda jangka panjang yang kita dorong lewat regulasi, program, anggaran, dan keberpihakan nyata di lapangan,” ungkapnya.
Ia mengakui, masih ada tantangan yang harus diselesaikan. Namun menurutnya, tantangan itu tidak boleh menjadi alasan untuk berhenti.
“Tantangan justru memacu kami untuk terus memperbaiki diri, memperkuat kolaborasi, dan membuka ruang dialog yang lebih luas dengan komunitas disabilitas. Kebijakan yang baik hanya lahir dari keberanian mendengar dan memahami,” kata Farhan.
Farhan memberikan apresiasi kepada Dinas Sosial Kota Bandung dan seluruh mitra penyelenggara kegiatan HDI.
“Melalui kolaborasi lintas sektor, kita ingin memastikan layanan dan fasilitas bagi penyandang disabilitas semakin mudah dijangkau dan benar-benar memberikan dampak nyata,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, Yorisa Sativa menyampaikan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya inklusi sosial, menghilangkan stigma negatif, serta mengadvokasi hak-hak penyandang disabilitas.
“Kami ingin memastikan bahwa penyandang disabilitas bisa berkarya tanpa hambatan, mendapatkan perlakuan setara, dan merasa menjadi bagian penuh dari masyarakat,” jelas Yorisa.
Peringatan HDI tahun 2025 mengangkat tema global “Fostering Disability Inclusive Societies for Advancing Social Progress”, yang bermakna membina masyarakat inklusif untuk mendorong kemajuan sosial.
Tema lokal kota Bandung adalah “Rancage: Rangkul Maké Cinta, Ajénan, Gerakkeun”, yang menekankan nilai merangkul, menghargai, dan menggerakkan masyarakat menuju inklusi.
Di Kota Bandung terdapat 30.012 penyandang disabilitas. Tiga jenis disabilitas terbanyak adalah Disabilitas netra: 10.202 orang (33,98%). Disabilitas ganda/multi: 7.710 orang (25,69%). Disabilitas fisik: 5.460 orang (18,19%)
Sementara itu, Kementerian Kesehatan melalui Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 juga menggambarkan faktor penyebab disabilitas 59% akibat penyakit, 26% akibat kecelakaan, cedera, atau kekerasan, 14% kelainan bawaan, dan 1% tidak diketahui penyebabnya. ***
Sumber : Kepala Diskominfo Kota Bandung


