Kolaborasi Edukatif KKN UIN dan Desa Neglasari Garut Adakan Manasik Haji

filter: 0; fileterIntensity: 0.0; filterMask: 0; module: a; hw-remosaic: 0; touch: (-1.0, -1.0); modeInfo: ; sceneMode: Auto; cct_value: 0; AI_Scene: (-1, -1); aec_lux: 139.70197; hist255: 0.0; hist252~255: 0.0; hist0~15: 0.0;

GARUT,Mata-Peristiwa.id – Suasana religius dan penuh kekeluargaan terasa di Desa Neglasari, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (22/8/2025). Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung sukses menyelenggarakan kegiatan manasik haji tingkat desa, yang diikuti oleh 204 peserta dari kalangan anak-anak PAUD, orang tua, serta masyarakat umum.

Kegiatan ini menjadi salah satu program unggulan mahasiswa KKN UIN Sunan Gunung Djati selama pengabdian mereka di Desa Neglasari. Dengan konsep edukatif sekaligus religius, acara manasik haji tingkat desa ini bertujuan mengenalkan tata cara ibadah haji sejak dini kepada generasi muda.

Fika Nur Ramadan, salah satu perwakilan mahasiswa KKN, menuturkan bahwa kegiatan manasik ini muncul sebagai jawaban atas keterbatasan sekolah dalam mengadakan studi tour atau kunjungan edukatif ke luar daerah.

Bacaan Lainnya

“Alhamdulillah, tercatat ada 204 orang yang mengikuti rangkaian manasik haji tingkat desa. Kegiatan ini kami hadirkan sebagai bentuk solusi dari kebijakan yang saat ini membatasi sekolah melaksanakan studi tour. Jadi, manasik tidak perlu keluar desa, melainkan bisa kita hadirkan langsung di Desa Neglasari,” ujarnya.

Menurut Fika, terselenggaranya kegiatan ini tidak lepas dari dukungan penuh Pemerintah Desa Neglasari. Mulai dari aspek perizinan, operasional, hingga penyediaan sarana transportasi, seluruhnya dikoordinasikan dengan baik bersama pemerintah desa.

“Kami tentu tidak bisa melupakan peran desa. Mereka banyak membantu dalam hal teknis, perizinan, operasional, hingga transportasi. Karena itu kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Pemerintah Desa Neglasari atas dukungan dan kolaborasi ini,” tambahnya.

Kepala Desa Neglasari, Aceng Alimin, yang hadir langsung dalam kegiatan, menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif mahasiswa KKN. Menurutnya, kegiatan ini menjadi bukti bahwa mahasiswa mampu menghadirkan program yang inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat.

“Kami menyambut baik kolaborasi ini. Kegiatan manasik haji tingkat desa tentu sangat bermanfaat, bukan hanya untuk siswa sekolah, tetapi juga bagi masyarakat luas. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut dan memberikan manfaat besar bagi warga Neglasari,” ucap Aceng.

Ia menilai, kegiatan manasik bukan hanya memberikan pengetahuan tentang tata cara ibadah haji, tetapi juga mempererat hubungan sosial di masyarakat. “Dengan adanya manasik bersama, masyarakat dapat merasakan suasana religius yang biasanya hanya bisa dirasakan ketika melaksanakan haji di Tanah Suci,” imbuhnya.

Peserta kegiatan sebagian besar adalah anak-anak PAUD yang didampingi oleh orang tua mereka. Dalam simulasi tersebut, para peserta diajak mempraktikkan langsung tata cara ibadah haji mulai dari niat ihram, wukuf di Arafah, thawaf mengelilingi Ka’bah, sai antara Safa dan Marwah, hingga tahallul.

Suasana penuh antusias terlihat ketika anak-anak mengikuti setiap rangkaian manasik. Tidak sedikit orang tua yang mengabadikan momen tersebut sebagai kenangan berharga.

Bagi mahasiswa KKN UIN Sunan Gunung Djati, tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan edukasi yang membumi sekaligus menguatkan spiritualitas masyarakat desa.

“Selain edukasi tentang tata cara ibadah haji, kegiatan ini juga menjadi media pembelajaran praktis untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan solidaritas di antara peserta,” jelas salah seorang mahasiswa.

Melalui pendekatan seperti ini, mahasiswa berharap masyarakat, khususnya anak-anak, dapat mengenal lebih dalam tentang rukun Islam kelima sejak dini.

Di akhir kegiatan, mahasiswa KKN menyampaikan harapannya agar program ini tidak berhenti pada satu kali pelaksanaan saja. Mereka ingin agar manasik haji tingkat desa bisa menjadi agenda tahunan yang rutin dilaksanakan di Desa Neglasari.

“Semoga kegiatan ini menjadi kenangan baik dan bermanfaat bagi warga. Kami berharap ke depan ada lebih banyak kegiatan yang bisa memberikan dampak positif, baik secara spiritual maupun sosial,” pungkas Fikanur.

Kegiatan manasik haji tingkat desa ini berhasil menunjukkan bahwa pendidikan agama tidak selalu membutuhkan biaya besar atau perjalanan jauh. Justru, ketika dilaksanakan di desa dengan melibatkan banyak pihak, manfaatnya terasa lebih luas dan langsung menyentuh masyarakat.

Program yang digagas mahasiswa KKN UIN Sunan Gunung Djati ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara akademisi dan pemerintah desa dapat menghadirkan inovasi dalam bidang pendidikan keagamaan, sekaligus memperkuat nilai religius masyarakat pedesaan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *