Garut,Mata-Peristiwa.id – Kebersihan dan pemeliharaan di sekolah sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan siswa dan staf, serta menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan aman. Selain itu, kebersihan juga dapat mengajarkan siswa tentang tanggung jawab dan pentingnya menjaga lingkungan sekolah.sabtu 16/08/2025.
Hal ini memang menjadi masalah serius di lingkup sekolah ketidak pedulian terhadap kebersihan dan perawatan gedung sekolah bisa berdampak negatif pada kesehatan siswa dan kualitas pembelajaran. Hal ini juga dapat mencerminkan kurangnya perhatian terhadap tanggung jawab manajerial.
Sebagai mana halnya yang ada di Sekolah SD Negeri 3 Mancagahar Pamengpeuk diduga bahwa kepala sekolah berinisial (RS) tidak mengindahkan dan mengutamakan pemeliharaan dan kebersihan yang ada di lingkup sekolah terlihat bahwa kondisi gedung sekolah yang tidak terawat, seperti plafon yang rusak dan kebersihan WC yang buruk, tentu sangat memprihatinkan.
Hal ini bisa berdampak negatif pada kenyamanan dan kesehatan siswa., padahal sekolah SD Negeri 3 Mancagahar menerima anggaran Bantuan Oprasinal Sekolah (BOS) setiap tahunnya
Saat tim awak media mataperistiwa mendatangi sekolah tersebut pada hari kamis tanggal 14 agustus 2025 guna untuk konfirmasi terkait penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah(BOS) untuk pemeliharaan sekolah tersebut di karnakan plafon atas pada bolong dan rusak,namun sangat disayangkan kepala sekolah Risman menyatakan bahwa angaran untuk rehab plafon atas sangat besar anggaranya bisa puluhan juta rupiah sedangkan biaya pemeliharaan sangat minim dan tak akan cukup untuk biaya rehabnya ,” imbuhnya
Awak media meminta izin untuk kekamar mandi yang ada di sekolah namun terlihat bahwa di kamar mandi/WC terlihat jorok dan bau pesing sehingga diduga tidak menjaga kebersihan selain dari pada itu tim juga melihat bahwa bagian plafon sekolah pun tampak tidak ada pemeliharaan terlihat banyak terjadi kerusakan dan di biarkan bolong.
Penggunaan anggaran dana BOS memiliki beberapa item pengelolaan, antara lain perawatan gedung sekolah, pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, serta perbaikan fasilitas termasuk pembelian meja dan kursi untuk peserta didik dan guru jika fasilitas yang ada sudah tidak berfungsi atau jumlahnya tidak mencukupi.
Namun, berbeda dengan sekolah SDN 3 Mancagahar diduga memiliki oknum kepala sekolah yang tidak transparan dalam menggunakan dana BOS untuk perawatan gedung sekolah. Bagian plafon gedung terlihat sudah banyak yang rusak, cat dinding tembok sudah mengelupas, pintu ruang kelas di beberapa ruangan sudah rusak, dan masih banyak lagi temuan terkait di lingkup sekolah tersebut.
Diduga, oknum kepala sekolah tersebut telah memanipulasi anggaran BOS untuk perawatan gedung sekolah. Meskipun nilai anggaran telah tertuang di papan informasi BOS, namun anggaran tersebut tidak sepenuhnya direalisasikan untuk perawatan gedung sekolah.
Minimnya klarifikasi resmi, ditambah besarnya dana Bos yang mengalir ke pos non-pembelajaran, memicu desakan evaluasi menyeluruh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.
Publik juga meminta aparat penegak hukum—kepolisian dan kejaksaan—memeriksa kepala sekolah serta pengelola dana BOS.
Terdapat dugaan bahwa beberapa sekolah mengabaikan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, bahkan ada indikasi penyalahgunaan dana BOS untuk tujuan lain. Beberapa kasus yang dilaporkan melibatkan dugaan korupsi dana BOS, termasuk dana yang seharusnya di alokasikan dan digunakan untuk sarana pemeliharaan sekolah.
Beberapa laporan menyebutkan adanya rekayasa laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOS, yang mengindikasikan manipulasi data dan potensi kerugian negara.
abainya pemeliharaan sekolah dapat berdampak pada kondisi lingkungan belajar siswa, seperti kondisi bangunan yang rusak atau fasilitas yang tidak memadai.
Pewarta : Irwi.
