PAMEKASAN, Mata-Peristiwa.id – Polres Pamekasan memastikan bahwa video berdurasi 1 menit 14 detik yang beredar di media sosial, memperlihatkan seorang anak ditemukan dalam kondisi mengenaskan, adalah berita bohong atau hoaks.
Kasihumas Polres Pamekasan, AKP Sri Sugiarto, menegaskan bahwa peristiwa seperti yang digambarkan dalam video tersebut tidak terjadi di wilayah hukum Pamekasan, Jawa Timur. “Saya pastikan informasi tersebut tidak benar. Kejadian itu tidak terjadi di Kabupaten Pamekasan,” ujarnya, Jumat (27/12/2024).
Video itu sempat memicu keresahan setelah tersebar luas di grup WhatsApp dan media sosial, disertai narasi palsu bahwa peristiwa tersebut terjadi di Kecamatan Proppo, Pamekasan. Menanggapi hal itu, Kapolsek Proppo Iptu Nanang Hari P. bersama anggota patroli langsung melakukan investigasi dan berkoordinasi dengan para kepala desa di wilayah tersebut. Hasilnya, tidak ditemukan laporan atau kejadian serupa di wilayah itu.
“Kami meminta masyarakat untuk tidak menyebarluaskan video tersebut lebih lanjut. Jika menemukan informasi yang tidak jelas kebenarannya, sebaiknya bertanya kepada pihak berwenang,” tambah AKP Sri Sugiarto.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, video tersebut berasal dari kasus pembunuhan tragis di Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (25/12/2024), di mana seorang pria berinisial KK (21) diduga membunuh adik kandungnya yang masih berusia tiga tahun.
Kapolsek Kendawangan, Iptu Bagus Tri Baskoro, mengungkapkan bahwa pelaku telah diamankan bersama barang bukti berupa pisau panen sawit. Dari keterangan keluarga, pelaku diketahui mengidap gangguan jiwa.
Kasihumas Polres Pamekasan kembali mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di media sosial. “Penyebaran berita yang tidak benar hanya akan menimbulkan kepanikan dan keresahan di masyarakat. Pastikan informasi yang diterima sudah diverifikasi oleh pihak berwenang,” tegasnya.
Polres Pamekasan mengajak masyarakat untuk tidak mudah percaya pada informasi yang belum jelas sumbernya dan segera melaporkan berita mencurigakan kepada pihak berwajib.
Reporter : Erni
Editor : Redaksi***